Kamis, 07 Februari 2013

Apapun itu....

Halo orang-orang? Baik kan? jangan jahat ya...*apasih -_-*

Hari ini mau posting apa yah? Bingung. Gak tahu musti ngapain. Aku terlampau gila dengan nilai PLH. Sungguh terpukul. Oke, tadi lebay banget. Tapi beneran deh, itu nilai.... ya ampun. Dari nilai segitu udah nunjukin kalau aku  madesu banget.

Yosh! Lupakan itu. Kubur dalam-dalam dalam  ingat terdalam. Hahaha :D

E, masa tadi... sumfeh itu konyol banget. Pas pel bahasa sunda pada ngakak semua gara-gara lagu bahasa sunda judulnya Tahu Sumendang yang di setel pak guru. Lagunya nge rock tapi liriknya bahasa sunda. terus vidio klipnya abstrak bangeeeet! Tapi aku kayak pernah denger tuh lagu. Setelah didengar dengar sampai reff ternyata itu manipulasi dari OST anime Sain Seiya. Yaomplop! Itu anime jaman aku kelas 4 SD! Tapi tadi seru banget. Semua video angklung yang bagus-bagus diputer semua bikin aku nguap terus di kelas. Secara gitu... duduk aku di deket kipas. wkwkwkw... 

Hm.. hari ini aku sebenarnya mau nge post tentang narasi novel yang bahasanya puitis banget. Tapi daripada dibilang puitis itu lebih dari rangkaian kalimat yang buagus banget!

Ku comot dari cerita apa aja ya? Sekarang aku udah mulai pikun. Soalnya catatan itu tiba-tiba ada diselipan buku kelas delapan pas aku mau ngulang pelajaran kelas delapan dirumah. Seingat aku itu dari fanfic Alpha Centauri sisanya... dari novel apa ya? Ah lupa ah! Yang pasti narasi novelnya seperti ini :

*Ehm... yang dimaksud narasi itu bukan quotes atau kalimat mutiara dari si tokoh ya! Narasi itu penjabaran dari perlakuan tokoh. Ck -,- nggak pantes banget deh aku menggurui. Gomenasai....!*

Ja, Korre! Ini dia narasinya =w=


- Matanya menerawang cakrawala gelap bertabur gugusan mega yang tengah membendung air hujan.

- Ia hanya ingin ketiga makhluk yang sangat dicintainya hidup bahagia, tak seperti dirinya yang berkecimpung dalam palung duka cita.

- Tak akan ada yang berubah sekalipun ia menangis, sekalipun matanya meratap, sekalipun mulutnya mengiba. Kendati semuanya telah tiada, dia hanya harus melanjutkan hidup.

- Kembali ku ucap suatu permohonan, jika memang tak tersedia untukku akan seteguk air surga dan secangkir kebahagiaan... kumohon berikanlah semua yang terbaik untuk mereka yang kusayangi.

- Seolah hanya alam tidur dan mimpilah yang bisa meniup jauh sejenak semua kekerasaan dalam hidup, semua penderitaan, dan kegetiran dikenyataan. Ia bahkan tak berharap bangun dari dunia mimpi.

-Pemuda itu tak kuasa menahan gejolak yang semakin lama semakin menggila untuk tak merapatkan tubuhnya pada gadis rikih yang kedinginan disana.

- Satu-satunya cara adalah mengandalkan tindakan untuk mewakili perasaan dan menggunakan ekspresi untuk mengutarakan apa yang dirasakan.

- Walau aku harus pergi,  tak akan kubiarkan gadis itu mengiringi kepergianku dengan tangis pedihnya.

- Membuat sejenak api kemarahan dalam dirinya terpadamkan oleh bulir-bulir air mata yang tumpah dibahunya ketika Fugaku memeluknya.

- Dirinya serasa terhempas pada dinding jurang yang dalam, lalu terguling pada lembah yang tak berujung

-  Ia terduduk tenang. Matanya berkelebat dengan objek absrud yang ditangkap retinanya. Dibenak remaja itu terbayangkan, telah sampai mana maut yang hendak menjemputnya.

- Ia menengadahkan kepala pada langit, terlihat mendung bergulung dikejauhan, siap meluncurkan air deras sebagai tanda kekecewaan pencipta langit.

- Hari dimana untuk pertamakalinya kegelapan menyapu berkas cahaya di wajah tampan sang kapten tim

- Dia, ibarat lilin kecil yang memanarkan cahaya terang, namun bisa padam kapan saja karena tiupan angin.

- Dipandangnya punggung tirus putra kesayangannya dengan raut wajah sarat kesedihan.

- Tak pelak untuk diragukan. Dirinya memang marah. Terlihat dari urat-urat yang berkedut didahinya.

- Matanya dipejamkan rapat-rapat seolah ingin menutup keran air mata yang terus mebanjiri pipi mulusnya.

- Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyum gadis kebanggaannya di malam special itu

- Baginya, hidup hanya seperti mampir menyesap kopi di kedai kecil, lalu dengan terpaksa pergi karena kegoisan atasan meski belum puas menyesap kopinya.   

- Saat itu memang gelap. Memang tak terlihat apa-apa. tapi diujung sana aku bisa merasakan sebuah cahaya benderang yang kutahu bermula dari panggilannya.

- Orang kasmaran itu idiot, tidak tahu apa-apa yang penting ketika cinta datang ia sudah merasa sempurna.

- Teringat tutur dari ibunya, jika semua hal disimpan dalam hati, lama-lama aka seperti lava gunung yang meluap dan akan membucahkan amukan petaka.

- Baginya, pembohong itu wajah bagi penulis. Tidak ada penulis yang tidak menggunakan kata-kata karangannya untuk membohongi pembaca.

- Ocehan sahabatnya itu menimbulkan gema yang terus bergaung di telinga Elena.

- Pejaman matanya kian mengerat seolah berusaha meredam rasa pahit yang selalu melanda jika ia berada dalam kesunyian sedemikian rupa.

- Terkadang orang tidak bisa melihat matahari dilangit karena ditutupi awan, tetapi percayalah... hari masih siang.
 ~

We O We
Semua bahasanya ngasih tau kalau tokoh-tokoh itu sedang galau akut! tapi seriusan deh, itu semua narasi berakhir bahagia. Tapi narasi cerita yang benar-benar ngena ampe hati cuma yang bagian tokoh lagi dapet cobaan dari si penulis. Whahahaha... :D

Udah dulu ya! Aku mau makan =w= 

0 komentar:

Posting Komentar